Tradisi Barong Ider Bumi Ritual Tolak Bala Ala Suku Osing Banyuwangi
Barong Ider Bumi |
Suku Using di Desa Kemiren Banyuwangi memiliki tradisi setiap usai Lebaran. Namanya Barong Ider Bumi. Sebuah ritual adat yang digelar untuk menjauhkan desa dari mara bahaya.
Ritual adat bersih desa ini dilakukan masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi ini setiap 2 Syawal. Tradisi ini ditandai dengan mengarak barong mengelilingi desa yang diakhiri dengan kenduri masal oleh warga di sepanjang jalan desa.
Pada Idul Fitri 1437 Hijriyah ini, ritual Barong Ider Bumi digelar pada Kamis (7/7) tepat pukul 15.00 WIB. Tradisi adat ini diawali ritual sembur othik-othik, yakni ritual melempar (menyembur) uang receh yang dicampur beras kuning dan bunga.
Arak-arakan Barong |
Usai ritual sembur othik-othik, seluruh warga mengarak tiga barong Osing yang diawali dari pusaran (gerbang masuk) desa ke arah barat menuju tempat mangku barong sejauh dua kilometer. Selain warga, para sesepuh juga ikut berjalan mengarak barong-barong tersebut sambil membawa dupa dan melafalkan doa-doa untuk keselamatan seluruh warga.
Setelah diarak sejauh dua kilometer, para Barong digiring kembali ke pusaran untuk selamatan bersama.
Nah, di sinilah puncak acaranya, yakni selamatan dengan menggunakan tumpeng ‘pecel pitik’ (ayam kampung yang dibakar dengan ditaburi kelapa) sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta yang telah memberikan keberkahan.
Puluhan tumpeng ‘pecel pitik’ ditata rapi berjajar disepanjang jalan. Masyarakat dan pengunjung yang menyaksikan ritual sakral ini juga turut diajak kenduri karena setiap rumah membuat tumpeng yang sengaja disuguhkan untuk dinikmati warga lain yang hadir. Sangat meriah namun tetap sakral.
Ritual ini telah dilakukan masyarakat Desa Kemiren sejak ratusan tahun yang lalu. Konon, saat itu Desa Kemiren terkena pageblug (wabah penyakit). Banyak orang yang pagi hari sakit sorenya meninggal. Tidak hanya wabah kematian yang menyerang warga, ratusan hektare sawah juga diserang hama sehingga menyebabkan gagal panen.
Warga pun mengadakan tirakatan dan berdoa memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Akhirnya, salah seorang tetua adat Desa Kemiren yang bernama Mbah Buyut Cili mendapatkan wangsit lewat mimpinya. Dalam mimpinya, disebutkan untuk mengusir penyakit dan hama yang melanda desa, penduduk harus mengadakan selamatan kampung dengan menggelar ritual arak-arakan barong untuk menolak bencana.
Acara makan Pecel Pitik sepanjang jalan |
Warga pun lalu melaksanakan ritual sesuai mimpi tetua desa. Dan terbukti benar, usai arak-arakan barong dilakukan, bencana menjauh dan desa menjadi damai sejahtera.
Barong adalah kostum dengan topeng dan asesoris yang merupakan penggambaran hewan yang menakutkan. Barong ini dipercaya oleh masyarakat Using memiliki kemampuan untuk mengusir roh jahat.
Sejak saat itulah, ritual arak barong yang kini disebut Barong Ider Bumi ini menjadi tradisi warga Kemiren. Setiap 2 Syawal, barong diarak keliling desa dengan diiringi pembacaan macapat (tembang Jawa) yang berisi doa kepada Sang Khalik dan nenek moyang untuk menolak bahaya (bala) yang mengancam keselamatan penduduk desa. Ritual adat ini menjadi salah satu atraksi budaya yang menarik para warga. Ribuan warga terlihat tumplek blek memadati jalan sepanjang desa yang menjadi rute arak-arakan barong. Mereka bukan hanya warga lokal, namun juga masyarakat dari luar daerah Banyuwangi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar